SELAMAT DATANG DI LP2M STAIM TARATE PANDIAN SUMENEP MADURA JAWA TIMUR INDONESIA "MENUJU INSTITUT TERKEMUKA DI MADURA"

Wednesday, January 8, 2020

Ketatnya Persaingan Bisnis di Industri Rokok

Oleh : Nurul Huda, S.E., M.M


Dokpri : Nurul Huda
Membangun komunikasi dalam pemasaran modern adalah menjadi suatu keharusan untuk menjadi yang terdepan dalam menghadapi persaingan bisnis. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk memberikan service atau pelayanan yang baik, menciptakan produk yang baik, harga yang menarik, serta menyalurkan produk bagi konsumen yang dituju tapi juga dituntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.
Industri rokok merupakan salah satu sekian banyak gambaran mengenai ketatnya persaingan bisnis dibandingkan dengan industri lainnya di Indonesia, meskipun banyaknya aturan-aturan yang sangat ketat dikeluarkan oleh pemerintah bagi produsen rokok seperti aturan yang berkaitan dengan cukai, kadar nikotin dalam suatu rokok, tidak boleh menayangkan iklan rokok, tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, sehingga membuat ruang gerak para produsen rokok dalam industri ini semakin sempit.
Fakta dilapangan walaupun ruang geraknya semakin sempit namun para produsen rokok tidak kehilangan akal untuk mempertahankan atau menambah konsumen baru, dengan mengadakan suatu kegiatan (events) baik itu dalam bidang olahraga, sosial budaya, musik dan jenis kegiatan lain yang menyedot animo masyarakat untuk melihat mengikuti kegiatan yang dimotori oleh perusahaan rokok tanpa harus melanggar aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah.
Kalau kita melihat Industri rokok di Indonesia saat ini maka hal yang wajar jika persaingan bisnis akan mewarnai industri tersebut baik dalam hal SDM (Sumber Daya Manusia) dimana perusahaan dituntut agar karyawannya memiliki kemampuan dalam pengelolaan manajemen baik soft skill maupun hard skill dalam menghadapi persaingan bisnis, apalagi  PT HM Sampoerna Tbk yang merupakan pesaing bisnis mampu menguasai pangsa pasar dan mampu pula  mempertahankan posisinya sebagai market leader di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 33,4% dan penjualan sejumlah 105,5 miliar batang sepanjang tahun 2016. (Sumber: swa.co.id).
Stop Merokok!
Beberapa perusahaan rokok baik perusahaan lokal maupun perusahaan rokok impor. Perusahaan rokok lokal terbesar diantaranya yaitu PT. Gudang Garam Tbk, PT. Djarum Kudus, PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Bentoel International Investama Tbk serta PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. Terbatasnya wilayah persaingan produsen rokok lokal tersebut semakin bertambah sempit dengan turut sertanya para produsen rokok impor dalam perebutan pangsa pasar, yaitu PT. Phillip Moris dan PT. BAT (British American Tobacco). 
Semakin banyaknya industri rokok di Indonesia dalam meningkatkan pangsa pasarnya maka tingkat persaingan di bidang Industri rokok tidak dapat dihindari, apalagi di era globalisasi sekarang ini, dimana informasi mengalir tanpa ada halangan, masalah ketenagakerjaan menjadi pokok pembahasan yang cukup ramai di kalangan pemerintah, pengusaha dan tenaga kerja itu sendiri.
Permasalahan ketenagakerjaan semakin mencuat ke permukaan bila dihubungkan dengan kemampuan dari manusia sebagai faktor utama dalam mengantisipasi lajunya informasi pada era globalisasi ini. Begitu pentingnya arti "manusia" di dalam suatu organisasi formal ataupun informal, mengakibatkan pergeseran penting tentang peranan manusia dalam organisasi. Pada mulanya, manusia hanyalah dianggap sebagai salah satu faktor produksi yang harus dimanfaatkan secara optimal mungkin, sehingga di dalam pelaksanaannya tidak ada bedanya dengan faktor produksi lainnya yaitu mesin.
Seiring dengan perkembangan dan perubahan, manusia tidak lagi dianggap sebagai faktor produksi seperti mesin, namun manusia dianggap sebagai suatu asset (kekayaan) perusahaan yang harus diperhatikan, dibina dan dipelihara sebagaimana layaknya manusia.
Saat ini pemahaman akan manusia sebagai suatu assetpun mengalami pergeseran seiring dengan meningkatnya isu-isu kemanusiaan dan hak asasi-nya sehingga manusia bukan lagi sebagai salah satu faktor produksi yaitu mesin atau juga bukan sebagai asset (kekayaan atau seringkali disebut juga sebagai kapital yang berarti modal namun menjadi manusia sebagai partner atau rekan dalam suatu organisasi. Demikian ulasan singkat ini semoga memberikan manfaat, salam Indonesia jaya.

No comments:

Post a Comment